Selasa, 14 Desember 2010

Wedang Ronde

Bahan Ronde :
150 g tepung ketan
1 sdt garam
125 ml air
1 sdt air kapur sirih
pewarna hijau dan merah

Es Laksamana Mengamuk

Bahan :
1 buah kwini atau mangga, potong kotak kecil
es untuk menyajikan

Bahan Sirup :
150 gram gula pasir
1/2 sendok teh vanili
500 ml air


Mutiara Strawberry Milk Shake

Bahan Mutiara:
150 gr tepung tapioka
pewarna hitam secukupnya
garam secukupnya 3 sdm air

Cara:
1. campur tepung tapioka dengan pewarna, air dan garam. Aduk rata.
2. Buat bulatan2 kecil sebesar ujung kelingking
3. Rebus air hingga mendidih dan masukan butiran tapioka ke dalamnya.
4. Masak hingga mengembang dan berwarna hitam bening. Tiriskan

Rekomendasi

To: Bapak Direktur
Hal: Rekomendasi

Yth. Bapak Direktur,

> Ujang Bin Ucok, asisten programmer saya, selalu saja
> bekerja keras dengan giat. Ia bekerja independent, tanpa pernah
> menghabiskan waktunya untuk ngobrol. Ia tidak pernah
> berpikir dua kali untuk menolong rekan kerjanya dan selalu
> menyelesaikan tugas pada waktunya dan bahkan ia sering kali
> menyelesaikannya lebih cepat dari seharusnya. Tak pernah ia
> bolos dengan alasan yang tidak jelas. Saya mengusulkan agar ia
> dipromosikan sebagai manajer. Proposal mengenai ini akan
> segera dikeluarkan secepatnya.

Penjual Topi Dan Monyet

Suatu ketika ada seorang penjual topi yang berjalan melintasi hutan. Cuaca saat itu sangat panas. 
Ia lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon besar. Sebelum merebahkan diri, ia meletakkan keranjang berisi topi-topi dagangan di sampingnya.
Beberapa jam ia terlelap dan terbangun oleh suara-suara ribut.
Hal pertama yang disadarinya adalah bahwa semua topi dagangannya telah hilang.
Kemudian ia mendengar suara monyet-monyet di atas pohon. 
Ia mendongak ke atas. Betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan monyet. Dan, semua monyet itu
mengenakan topi-topinya.
Penjual topi itu terduduk dan berpikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kembali topi-topi dagangannya yang sekarang sedang dibuat main-main oleh monyet-monyet itu. 
Ia berpikir dan berpikir, dan mulai menggaruk-garukkan kepalanya. Lalu ia melihat
monyet-monyet itu ternyata menirukan tingkah lakunya.
Kemudian, ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Dan monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama. Aha..! 
Ia pun mendapat ide..! Lalu ia membuang topinya ke tanah, dan monyet-monyet itu juga membuang topi-topi di tangan mereka ke tanah. Segera saja si penjual itu mengumpulkan dan mendapatkan kembali semua topi-topinya. 
Ia pun melanjutkan perjalanannya.

Maju Ke Depan

Kejadian ini terjadi pada suatu hari di tengah hutan, ketika diadakan pendidikan dasar untuk para pencinta alam.
Seorang senior (instruktur) menemukan sebuah pisau lipat yang tergeletak di atas tanah. Menurut ketentuan yang berlaku selama pendidikan dasar, barang siapa yang meninggalkan sesuatu selama per jalanan harus dihuku. Senior tersebut dengan segera mengambil pisau lipat tadi dan bermaksud untuk menghukum siswa pendidikan dasar yang telah lalai meninggalkan pisau lipatnya.
Setelah para siswa berkumpul semua, sang senior dengan nada berwibawa berkata, "Siapa yang merasa kehilangan pisau lipat di tengah perjalanan tadi?" Tak ada satu pesertapun yang berani menjawab. Kemudian sang senior menambahkan, "Hayo cepat? saya sebenarnya sudah tahu siapa pemilik pisau lipat ini karena namanya terukir di situ. Tapi saya ingin kejujuran kalian untuk mengaku!" Masih tidak ada jawaban dari peserta. "Karena tidak ada yang dengan jujur mau mengakui kesalahannya maka saya akan panggil namanya?!"