Senin, 13 Desember 2010

Wasiat Mbah Jo

Mbah Jo dirawat di rumah sakit. Menurut  dokternya, asmanya sudah kronis hingga perlu di pasangi selang oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma.
Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggilkan seorang tukang do'a bernama Pak Mudin untuk mendoakan & membimbing Mbah Jo.
Selagi Pak Mudin asyik berdoa, tiba-tiba Mbah Jo menggap-menggap tidak bisa bernapas, mukanya pucat,
tangannya bergetar.
Dengan bahasa isyarat Mbah Jo minta diambilkan kertas dan alat tulis. Dengan sisa-sisa tenaganya Mbah Jo menulis surat kemudian diberikan kepada Pak Mudin.
Sambil terus berdoa Pak Mudin langsung menyimpan surat tersebut tanpa membacanya karena pikirnya tidak tega membaca surat wasiat tersebut di depan Mbah Jo yang tengah sekarat.
Akhirnya, tak lama kemudian Mbah Jo meninggal dunia.

Pada selamatan hari ketujuh meninggalnya Mbah Jo, Pak Mudin diundang untuk datang.
Selesai memimpin do'a, Pak Mudin berbicara: "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum Mbah Jo yang belum sempat saya sampaikan, mungkin isinya adalah nasehat untuk anak cucunya semua".  Pak Mudin pun membuka surat tersebut, yang walaupun tulisannya nggak jelas, tapi dengan lantang ia membaca surat yang ternyata bunyinya:
"DIN, JANGAN BERDIRI DI SITU..! JANGAN INJAK SELANG OKSIGEN KU..!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar