Delapan ratus kilo aku berlari
dan aku tetap melihat wajahmu terhina yang diingkari keadilan
aku berlari ke timur ke kota yang antik
delapan ratus kilo dari kamu
karena bimbang menempuh bimbang
sebagai anjing aku termangu di tepi piano
mencari masa lalu
karena gamang akan masa datang
wahai wajah yang terhina
wajah tanpa alamat surat
aku kembali kepadamu
karena kamu adalah masa kini yang harus aku hadapi
dan masa depan adalah masa kini yang dihayati
delapan ratus aku tempuh untuk berendeng bersamamu
delapan ratus kilo akan aku tempuh untuk membaca kemarau bersamamu
<WS. Rendra>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar