ketika kau tak ada
masih tajam seru jam dinding itu
jendela tetap seperti matamu
napas langitpun dalam dan biru
hanya aku yang menjelma kata
mendidik menafsirkanmu
kau mungkin jalanan yang berliku-liku itu
yang menjulur dari mimpi
yang kini mesti kutempuh
sebelum sampai di muaramu
sungguh tiadakah tempat berteduh di sini?
kalau kau tak ada di antara nada dan cemara itu,
kepada siapa mesti kucari jejak nafasmu?
magrib begitu deras ada yang terhempas,
tapi ada goresan yang tak akan terkelupas
<SAPARDI DJOKO DHAMONO>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar